Sabtu, 23 Juni 2012

“MASA KECIL yang KURANG BESAR” (sepotong kisah orang begok)


Okay, gue tau apa yang sedang ada didalam pikiran kalian masing-masing. Mungkin didalam benak kalian terpikirkan sebuah pertanyaan beserta tandatanya yang sangat besar, maka bagi kalian yang belum tau tanda tanya itu bentuknya sperti apa, nih (lihat: ?), nah sperti itulah rupa dan bentuknya,. Mungkin kalian bingung dengan judul tulisan gue kali ini, mungkin juga kalian bingung apa itu maksudnnya, tapi menurut gue sendiri yahh apa lagi kalo bukan: “maklumi sajalah karna gue juga sudah putar-putar otak buat cari-cari judul yang tepat dengan segala kebegokan yang gue miliki”. Dan akhirnya gue memutuskan untuk menggunakan judul ini. Tapi kenapa dari tadi gue mulai dengan membahas sepotong “judul” ini??. haaahh sudah mulai ngaco deh pikiran gue, (maklumi saja karna ini memang adanya).
Disini gue akan bercerita tentang seiprit cerita konyol gue dari semasa anak kecil sampai menjadi anak kecil yang agak sedikit besar, (lhohh?? Kok gitu sih??). gue selalu ingat dengan kejadian-kejadian yang pernah gue alami semasa kecil, walaupun saat ini gue masih kecil sih sebenarnya (lhohh?? apa maksudnya??). Sebelum gue cerita lebih aneh lagi ataupun lebih ngelantur lagi dari saat ini, gue menghimbau kepada kalian yang agak cepat setres, tolong jangan membaca tulisan gue, karna kalo orang cepat setres dan nekat untuk baca tulisan ini, gue jamin kalian pasti akan tambah setres yang berlipat ganda. Walaupun gue ngga tau faktor penyebab kalian setres membaca tulisan gue itu terletak dimana, tapi sebagai langkah antisisapi, eyyttss salah, (baca: antisipasi maksudnya).
Supaya RSJ ngga penuh dengan orang-orang setres yang sebagian besarnya adalah korban akibat kenekatan mereka membaca tulisan gue ini dan akhirnya, setresnya bertambah lalu depresi berat dan hampir bunuh diri tapi ngga berhasil dan mereka menjadi gila. (yaampun sedemikian kompleksnya masalah ini, padahal cuma gara-gara tulisan yang ngawur dan ngelantur dari gue). Perasaan dari tadi gue belum cerita sedikitpun tentang hal-hal konyol yang pernah gue alami. Okay kalo begitu gue cerita deh.
Gue selalu ingat dengan suatu kejadian dihari yang lumayan terik, tapi gue ngga ingat hari itu tepatnya hari apaan. Yang jelas cuaca pada saat itu sedang terik-teriknya deh, (yaiyalah, orang gue mainnya panas-panasan disiang bolong). Mungkin karna faktor cuaca, gue jadi ngelantur dengan teman gue yang namanya Romeo (nama disamarkan). Saat itu tiba-tiba aja gue punya sebuah ide cemerlang pertama yang keluar dari otak seorang anak kecil yang sedang begok-begoknya dan hingga saat ini juga masih tetap begok sperti dulu. Ide gue ini mungkin belum pernah terpikirkan oleh anak-anak begok lainnya. Jadi begini, gue punya ide untuk bermain mobil-mobilan tapi mungkin karna saat itu keluarga gue termasuk golongan menengah, tapi ngga tau keatas atau kebawah. Yang jelas golongan menengah deh kira-kira. Berhubung karna hal itu, gue punya inspirasi baru untuk menggunakan imajinasi gue sendiri untuk bermain, dan tanpa menyusahkan ortu (ceiileehh, sok pintar banget deh, padahal masih begok).
Mungkin juga karna faktor ekonomi keluarga yang ngga bisa mendukung gue untuk bisa dibelikan mainan berupa mobil-mobilan. Jadi saat itu gue mempunyai ide untuk mengganti mainan  berupa mobil-mobilan itu dengan sebuah batu, memang kedengarannya aneh. Maklum yang punya ide kan orang begok, jadi ngga pernah benar. Cara mainnya adalah kita mengandalkan daya imajinasi kita masing-masing (keren), masih kecil sudah memiliki imajinasi yang tinggi. Setelah gue berkicau ria mengiklankan permainan baru gue yang sangat-sangat irit dan ekonomis tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun, akhirnya teman gue ini setuju. Yang lebih anehnya lagi, bahan bakar dari mobil imajinasi gue itu adalah pasir, (ini mau buat konstruksi bangunan atau mau main sih??) gue ngga tau juga akan sperti apa jadinya.
Setiap hari gue memainkan batu yang gue imajinasikan menjadi sebuah mobil, serta pasir yang gue imajinasikan sebagai bahan bakarnya dan gue ngga tau ini ide dari setan mana yang pernah masuk ketubuh gue, sampai-sampai seaneh dan sebegok ini. Dan tanpa disengaja, saat gue main-main dengan sebuah batu bersama teman gue yang dengan suksesnya gue begok-begokin juga. Gue menemukan sebuah batu yang bentuknya unik banget, tekstur dan bentuknya hampir menyerupai mobil-mobilan, mungkin kemiripannya sekitar 25% lah, karna hal ini teman gue jadi iri banget sama gue yang sudah menemukan batu mirip dengan mobil mainan. Untungnya gue ngga membeberkan penemuan ini kepada khalayak, mungkin kalo gue menceritakannya kepada khalayak ramai dengan seheboh-hebohnya, pasti gue bakalan sperti “Ponari”. Bocah yang terkenal karna penemuan batunya, tapi kalo dibanding-bandingkan dengan batu milik si “Ponari” itu, menurut gue sih masih jauh lebih keren batu punya gue. Jadi tanpa disengaja gue menemukan sebuah kesimpulan “mungkin teman gue iri dengan batu penemuan gue ini karna kalo gue membeberkan penemuan ini, gue pasti jadi terkenal, dan dia ngga akan membiarkan gue sendirian terkenal tanpa dirinya. Oleh sebab itu, dia ingin memiliki batu penemuan gue supaya dia bisa terkenal lebih dulu daripada gue”. (Ini lama-lama masalahnya semakin kompleks dan semakin menuju ke klimaks nya deh, mirip sinetron aja). Dan lama-lama membahas tentang batu, rasanya semasa kecil gue itu masih pada saat “zaman batu” aja deh spertinya. Tapi akhirnya gue sepakat untuk membuang batu itu jauh-jauh atas nama pertemanan gue. (cieee setia banget sama teman). Cara yang tepat untuk membuang batu itu adalah: gue kubur didalam tanah (yaiyalah), tapi ngga dilempar, karna kalo gue lempar batu itu, pasti kena kepala orang dan ntar disangka “mahasiswa sedang menggelar demo anarkis”, kan bisa jadi ribet urusannya.
Sampai suatu saat, mungkin kita sudah rada bosan dengan permainan imajinasi yang ngga jelas itu dan gue juga sudah beranjak anak-anak usia sekolah dasar, gue dan teman gue atau (baca: kita) akhirnya meninggalkan kebiasaan itu. sesudah gue sekolah di SD (baca: Sekolah Dasar), permainan gue juga semakin berubah seiring dengan bertambahnya usia, dan ekonomi dikeluarga gue sudah mulai beranjak naik. Disitulah gue mengenal berbagai macam permainan, mulai dari pistol mainan sampai dengan “boneka” (mungkin gue dibelikan mainan “boneka” karna ortu gue berpikiran kalo “gue ini lelaki sejati” yang akan berevolusi menjadi seorang wanita), ini yang gila ortu atau yang jualan mainannya sih?? Yang jelas bukan “gue”. Tapi hanya dua buah permainan yang ngga akan gue lupakan, “permainan suami-istri”, dan “permainan masak-masakan ala koki Jepang yang dengan suksesnya membuat ujung jari telunjuk gue sobek karna kena pisau”. Permainan ini juga sewaktu gue masih SD.
Sama sperti yang diatas, dengan seiringnya usia gue bertambah dan meninggalkan bangku SD. Serta melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi yaitu SMP (baca: Sekolah Menengah Pertama). Dan akhirnya dunia pergaulan gue semakin luas dengan teman-teman yang cewe sudah agak sedikit berisi. (Yang baca jangan “ngeres”). Mungkin pikiran gue terlalu cepat matang dan kebegokan gue pantang menghilang. Akhirnya gue mengenal apa itu cinta dan apa itu pacaran, tapi masih sebatas cintanya “MONYET” kalian jangan berpikiran kalo gue pacarannya sama “MONYET”. Bukan begitu, tapi gue pacarannya dengan wanita “original”. Namanya (ngga perlu diberitahukan) sebut aja dengan “dia”. Gue pernah merasakan hal itu (cinta MONYET dan pacaran), kalo gue ingat-ingat bawaannya pengin ketawa aja. Gimana ngga pengin ketawa, pacarannya aja masih malu-malu sperti “monyet” baru dikasih jatah sama majikannya. Dan konyolnya lagi, pertama kali gue traktir dia, uangnnya aja minjam di teman sekelas gue saat itu, sebut aja namanya Rian, karna memang itulah namanya. Semuanya aneh dan gila banget menurut gue. Tapi ngga enaknya disaat itu, gue sering dicuekin karna faktor kemaluan kita yang sangat besar “maksudnya” (kita masih  malu-malu). Gue ngga tau malunya dimana, mungkin sewaktu traktir dia makan dikantin gue minjam uang teman buat bayarin dia makan. (ini adalah aib cinta Monyet gue) kalo gue ingat-ingat rasanya itu sperti seseorang yang baru aja keluar dari penjara (ini nyambungnya dimana??). Ini memalukan banget untuk gue ingat-ingat, tapi kenapa gue membeberkan aib gue sendiri disini??. Dan inilah kebegokan gue men, tapi biarkan sajalah gue berkembang, asalkan jangan sampai berbuah (lhooh??). Inilah yang gue sebut dengan “masa kecil yang kurang besar” karna teman-teman main gue sewaktu kecil, sudah pada gede-gede semua tapi kenapa hanya gue sendiri yang masih aja berbadan kecil dan ngga gede-gede??. Mungkin orang-orang dan teman gue pada minum susu, lahhh kalo gue minumnya air cucian piring (eeeyyhh nggalah). “Perasaan tadi diawal-awal gue cerita tentang semasa kecil gue dengan segala kekonyolan yang selalu gue lakukan. Tapi kenapa jadi belok kemasalah cinta MONYET??”, (ini nyambungnya dimana dan kenapa bisa belok kesini nih ceritanya??, yang nulis aja jadi bingung sendiri, apalagi yang baca??). Memang susah banget kalo orang begok yang nulis, jadi begini deh. Gue bingung banget men, teman-teman gue semasa kecil sudah pada pintar-pintar semuanya, tapi kok malah gue sendiri yang ngga bisa pintar. Karna itu sekarang gue sedang mencari jalan pintas supaya gue bisa langsung pintar sperti  teman-teman gue itu. Gue sudah rajin-rajin belajarnya tapi tetap aja ngga bisa pintar, yaiyalah gue salah mempelajari sesuatu. Kalo orang belajar tentang materi pelajaran supaya bisa jadi pintar. Llaaahh, kalo gue malah materi yang lain-lain, gue mempelajari bagaimana caranya supaya jadi pintar bohong. (nggalah gue belajar materi pelajaran dong). Tetapi gue akhirnya menemukan sekumpulan spesies mamalia yang satu jenis sperti gue, yaitu spesies “pelajar begok” yang kerjaannya mimpiii aja terus sampai kiamat. Dan akankah gue bisa pintar sperti teman-teman gue??. Nantikan kelanjutannya di hari “kiamat”.

5 komentar:

  1. Oh ya, baru di blogger ya? tolong penulisannya diubah, dikasih jarak antar paragraf kalo bisa pake gambar biar ga bosen. Kalo bentuk bacaannya kaya gitu susah dibaca dan bikin pusing termasuk saya .

    BalasHapus
    Balasan
    1. okay thanks bang atas sarannya:D
      hehehe,
      maklum gue masih orang begok:)

      Hapus
    2. IMHO yaa seenggaknya kan orang bego juga pengen jadi pinter, berubah dari hal yang kecil. Ternyata masih belum di ubah juga, maaf gak bermaksud menggurui kok . Semangat ya !

      Hapus