Okay,
gue tau apa yang sedang ada didalam pikiran kalian masing-masing. Mungkin
didalam benak kalian terpikirkan sebuah pertanyaan beserta tandatanya yang
sangat besar, maka bagi kalian yang belum tau tanda tanya itu bentuknya sperti
apa, nih (lihat: ?), nah sperti itulah rupa dan bentuknya,. Mungkin kalian
bingung dengan judul tulisan gue kali ini, mungkin juga kalian bingung apa itu
maksudnnya, tapi menurut gue sendiri yahh apa lagi kalo bukan: “maklumi sajalah
karna gue juga sudah putar-putar otak buat cari-cari judul yang tepat dengan
segala kebegokan yang gue miliki”. Dan akhirnya gue memutuskan untuk
menggunakan judul ini. Tapi kenapa dari tadi gue mulai dengan membahas sepotong
“judul” ini??. haaahh sudah mulai ngaco deh pikiran gue, (maklumi saja karna
ini memang adanya).
Disini
gue akan bercerita tentang seiprit cerita konyol gue dari semasa anak kecil
sampai menjadi anak kecil yang agak sedikit besar, (lhohh?? Kok gitu sih??).
gue selalu ingat dengan kejadian-kejadian yang pernah gue alami semasa kecil,
walaupun saat ini gue masih kecil sih sebenarnya (lhohh?? apa maksudnya??).
Sebelum gue cerita lebih aneh lagi ataupun lebih ngelantur lagi dari saat ini,
gue menghimbau kepada kalian yang agak cepat setres, tolong jangan membaca
tulisan gue, karna kalo orang cepat setres dan nekat untuk baca tulisan ini,
gue jamin kalian pasti akan tambah setres yang berlipat ganda. Walaupun gue
ngga tau faktor penyebab kalian setres membaca tulisan gue itu terletak dimana,
tapi sebagai langkah antisisapi, eyyttss salah, (baca: antisipasi maksudnya).
Supaya
RSJ ngga penuh dengan orang-orang setres yang sebagian besarnya adalah korban
akibat kenekatan mereka membaca tulisan gue ini dan akhirnya, setresnya
bertambah lalu depresi berat dan hampir bunuh diri tapi ngga berhasil dan
mereka menjadi gila. (yaampun sedemikian kompleksnya masalah ini, padahal cuma
gara-gara tulisan yang ngawur dan ngelantur dari gue). Perasaan dari tadi gue
belum cerita sedikitpun tentang hal-hal konyol yang pernah gue alami. Okay kalo
begitu gue cerita deh.
Gue
selalu ingat dengan suatu kejadian dihari yang lumayan terik, tapi gue ngga
ingat hari itu tepatnya hari apaan. Yang jelas cuaca pada saat itu sedang
terik-teriknya deh, (yaiyalah, orang gue mainnya panas-panasan disiang bolong).
Mungkin karna faktor cuaca, gue jadi ngelantur dengan teman gue yang namanya
Romeo (nama disamarkan). Saat itu tiba-tiba aja gue punya sebuah ide cemerlang
pertama yang keluar dari otak seorang anak kecil yang sedang begok-begoknya dan
hingga saat ini juga masih tetap begok sperti dulu. Ide gue ini mungkin belum
pernah terpikirkan oleh anak-anak begok lainnya. Jadi begini, gue punya ide
untuk bermain mobil-mobilan tapi mungkin karna saat itu keluarga gue termasuk
golongan menengah, tapi ngga tau keatas atau kebawah. Yang jelas golongan
menengah deh kira-kira. Berhubung karna hal itu, gue punya inspirasi baru untuk
menggunakan imajinasi gue sendiri untuk bermain, dan tanpa menyusahkan ortu
(ceiileehh, sok pintar banget deh, padahal masih begok).
Mungkin
juga karna faktor ekonomi keluarga yang ngga bisa mendukung gue untuk bisa
dibelikan mainan berupa mobil-mobilan. Jadi saat itu gue mempunyai ide untuk
mengganti mainan berupa mobil-mobilan itu dengan sebuah batu, memang
kedengarannya aneh. Maklum yang punya ide kan orang begok, jadi ngga pernah
benar. Cara mainnya adalah kita mengandalkan daya imajinasi kita masing-masing
(keren), masih kecil sudah memiliki imajinasi yang tinggi. Setelah gue berkicau
ria mengiklankan permainan baru gue yang sangat-sangat irit dan ekonomis tanpa
mengeluarkan biaya sedikitpun, akhirnya teman gue ini setuju. Yang lebih
anehnya lagi, bahan bakar dari mobil imajinasi gue itu adalah pasir, (ini mau
buat konstruksi bangunan atau mau main sih??) gue ngga tau juga akan sperti apa
jadinya.
Setiap
hari gue memainkan batu yang gue imajinasikan menjadi sebuah mobil, serta pasir
yang gue imajinasikan sebagai bahan bakarnya dan gue ngga tau ini ide dari
setan mana yang pernah masuk ketubuh gue, sampai-sampai seaneh dan sebegok ini.
Dan tanpa disengaja, saat gue main-main dengan sebuah batu bersama teman gue
yang dengan suksesnya gue begok-begokin juga. Gue menemukan sebuah batu yang
bentuknya unik banget, tekstur dan bentuknya hampir menyerupai mobil-mobilan,
mungkin kemiripannya sekitar 25% lah, karna hal ini teman gue jadi iri banget
sama gue yang sudah menemukan batu mirip dengan mobil mainan. Untungnya gue
ngga membeberkan penemuan ini kepada khalayak, mungkin kalo gue menceritakannya
kepada khalayak ramai dengan seheboh-hebohnya, pasti gue bakalan sperti “Ponari”.
Bocah yang terkenal karna penemuan batunya, tapi kalo dibanding-bandingkan
dengan batu milik si “Ponari” itu, menurut gue sih masih jauh lebih keren batu
punya gue. Jadi tanpa disengaja gue menemukan sebuah kesimpulan “mungkin teman
gue iri dengan batu penemuan gue ini karna kalo gue membeberkan penemuan ini,
gue pasti jadi terkenal, dan dia ngga akan membiarkan gue sendirian terkenal
tanpa dirinya. Oleh sebab itu, dia ingin memiliki batu penemuan gue supaya dia
bisa terkenal lebih dulu daripada gue”. (Ini lama-lama masalahnya semakin
kompleks dan semakin menuju ke klimaks nya deh, mirip sinetron aja). Dan
lama-lama membahas tentang batu, rasanya semasa kecil gue itu masih pada saat “zaman
batu” aja deh spertinya. Tapi akhirnya gue sepakat untuk membuang batu itu
jauh-jauh atas nama pertemanan gue. (cieee setia banget sama teman). Cara yang
tepat untuk membuang batu itu adalah: gue kubur didalam tanah (yaiyalah), tapi
ngga dilempar, karna kalo gue lempar batu itu, pasti kena kepala orang dan ntar
disangka “mahasiswa sedang menggelar demo anarkis”, kan bisa jadi ribet
urusannya.
Sampai
suatu saat, mungkin kita sudah rada bosan dengan permainan imajinasi yang ngga
jelas itu dan gue juga sudah beranjak anak-anak usia sekolah dasar, gue dan
teman gue atau (baca: kita) akhirnya meninggalkan kebiasaan itu. sesudah gue
sekolah di SD (baca: Sekolah Dasar), permainan gue juga semakin berubah seiring
dengan bertambahnya usia, dan ekonomi dikeluarga gue sudah mulai beranjak naik.
Disitulah gue mengenal berbagai macam permainan, mulai dari pistol mainan
sampai dengan “boneka” (mungkin gue dibelikan mainan “boneka” karna ortu gue
berpikiran kalo “gue ini lelaki sejati” yang akan berevolusi menjadi seorang
wanita), ini yang gila ortu atau yang jualan mainannya sih?? Yang jelas bukan
“gue”. Tapi hanya dua buah permainan yang ngga akan gue lupakan, “permainan
suami-istri”, dan “permainan masak-masakan ala koki Jepang yang dengan
suksesnya membuat ujung jari telunjuk gue sobek karna kena pisau”. Permainan
ini juga sewaktu gue masih SD.
Sama
sperti yang diatas, dengan seiringnya usia gue bertambah dan meninggalkan
bangku SD. Serta melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi yaitu SMP (baca:
Sekolah Menengah Pertama). Dan akhirnya dunia pergaulan gue semakin luas dengan
teman-teman yang cewe sudah agak sedikit berisi. (Yang baca jangan “ngeres”).
Mungkin pikiran gue terlalu cepat matang dan kebegokan gue pantang menghilang.
Akhirnya gue mengenal apa itu cinta dan apa itu pacaran, tapi masih sebatas
cintanya “MONYET” kalian jangan berpikiran kalo gue pacarannya sama “MONYET”.
Bukan begitu, tapi gue pacarannya dengan wanita “original”. Namanya (ngga perlu
diberitahukan) sebut aja dengan “dia”. Gue pernah merasakan hal itu (cinta
MONYET dan pacaran), kalo gue ingat-ingat bawaannya pengin ketawa aja. Gimana
ngga pengin ketawa, pacarannya aja masih malu-malu sperti “monyet” baru dikasih
jatah sama majikannya. Dan konyolnya lagi, pertama kali gue traktir dia,
uangnnya aja minjam di teman sekelas gue saat itu, sebut aja namanya Rian,
karna memang itulah namanya. Semuanya aneh dan gila banget menurut gue. Tapi
ngga enaknya disaat itu, gue sering dicuekin karna faktor kemaluan kita yang
sangat besar “maksudnya” (kita masih malu-malu). Gue ngga tau malunya
dimana, mungkin sewaktu traktir dia makan dikantin gue minjam uang teman buat
bayarin dia makan. (ini adalah aib cinta Monyet gue) kalo gue ingat-ingat
rasanya itu sperti seseorang yang baru aja keluar dari penjara (ini nyambungnya
dimana??). Ini memalukan banget untuk gue ingat-ingat, tapi kenapa gue
membeberkan aib gue sendiri disini??. Dan inilah kebegokan gue men, tapi
biarkan sajalah gue berkembang, asalkan jangan sampai berbuah (lhooh??). Inilah
yang gue sebut dengan “masa kecil yang kurang besar” karna teman-teman main gue
sewaktu kecil, sudah pada gede-gede semua tapi kenapa hanya gue sendiri yang
masih aja berbadan kecil dan ngga gede-gede??. Mungkin orang-orang dan teman
gue pada minum susu, lahhh kalo gue minumnya air cucian piring (eeeyyhh
nggalah). “Perasaan tadi diawal-awal gue cerita tentang semasa kecil gue dengan
segala kekonyolan yang selalu gue lakukan. Tapi kenapa jadi belok kemasalah cinta
MONYET??”, (ini nyambungnya dimana dan kenapa bisa belok kesini nih
ceritanya??, yang nulis aja jadi bingung sendiri, apalagi yang baca??). Memang
susah banget kalo orang begok yang nulis, jadi begini deh. Gue bingung banget
men, teman-teman gue semasa kecil sudah pada pintar-pintar semuanya, tapi kok
malah gue sendiri yang ngga bisa pintar. Karna itu sekarang gue sedang mencari
jalan pintas supaya gue bisa langsung pintar sperti teman-teman gue itu.
Gue sudah rajin-rajin belajarnya tapi tetap aja ngga bisa pintar, yaiyalah gue
salah mempelajari sesuatu. Kalo orang belajar tentang materi pelajaran supaya
bisa jadi pintar. Llaaahh, kalo gue malah materi yang lain-lain, gue
mempelajari bagaimana caranya supaya jadi pintar bohong. (nggalah gue belajar
materi pelajaran dong). Tetapi gue akhirnya menemukan sekumpulan spesies
mamalia yang satu jenis sperti gue, yaitu spesies “pelajar begok” yang
kerjaannya mimpiii aja terus sampai kiamat. Dan akankah gue bisa pintar sperti
teman-teman gue??. Nantikan kelanjutannya di hari “kiamat”.
Oh ya, baru di blogger ya? tolong penulisannya diubah, dikasih jarak antar paragraf kalo bisa pake gambar biar ga bosen. Kalo bentuk bacaannya kaya gitu susah dibaca dan bikin pusing termasuk saya .
BalasHapusokay thanks bang atas sarannya:D
Hapushehehe,
maklum gue masih orang begok:)
IMHO yaa seenggaknya kan orang bego juga pengen jadi pinter, berubah dari hal yang kecil. Ternyata masih belum di ubah juga, maaf gak bermaksud menggurui kok . Semangat ya !
Hapushehehe okay"lah bang:)
Hapusthx yoo.. :)
wkkkk
BalasHapus#belum baca